JAYAPURA,CAKAPNEWS.com- Sopia Melisa Serontou (41) adalah sosok perempuan Papua yang ikut meneladani semangat Kartini dalam membangun pariwisata di Kampung Tablasupa, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua.
Wanita yang akrab disapa Sopia ini memulai mendorong pariwisata dengan membangun Papua Diving Akademy Jayapura di Kampung Tablasupa sejak 2019.
Kehadiran Papua Diving Akademy selama 5 tahun ini mampu memberikan pendampingan dan fokus menjaga serta melestarikan alam bawa, lokasi pengamatan burung cenderawasih dan penelitian tentang kupu-kupu di Kampung Tablasupa.
Sebagai Founder dan CEO Papua Diving Akademy, Sopia melatih anak-anak muda di kampungnya, agar memiliki kemampuan untuk menjadi pemandu wisata bagi para wisatawan nasional dan mancanegara (internasional) yang datang ke Kampung Tablasupa.
Tak hanya itu, dengan kemampuan yang dimiliki perempuan kelahiran 5 Mei 1984 ini secara konsisten terus mendampingi kampung-kampung yang akan menjadi kampung wisata di Jayapura.
Hal ini tidak terlepas dari kemampuannya sebagai seorang Konsultan Desa Wisata Nasional yang diemban oleh Sopia.
“Kehadiran Papua Diving Akademy ini tidak lepas dari potensi alam yang menjanjikan di kampung. Selain itu, kampung kami punya wadah yang bisa anak-anak muda bersuara dan bisa didengar,” ungkapnya kepada Cakapnews.com di Jayapura, Jumat (25/4/2025).
Sejak 2009 hingga 2017, Sopia bekerja sebagai Pendamping Teknik, dimana ia aktif mendampingi kampung melakukan perencanaan pembangunan kampung, mulai dari perencanaan hingga pelaporan hasil pekerjaan.
Tak hanya itu, Sopia merupakan senior guide atau pemandu wisata di Jayapura sejak 2006 hingga saat ini.
“Saya sekarang ini sebagai konsultan desa atau kampung berbasis kearifan lokal. Mendampingi kampung mulai dari nol sampai menjadi kampung wisata,” ujarnya
Latih Pemandu Wisata Lokal
Alumnus Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih ini menjadikan Papua Diving Akademy sebagai sarana untuk menyiapkan para pemandu wisata lokal di Kampung Tablasupa.
Selama tiga tahun, terutama sejak 2019-2021, Papua Diving Akademy menjadi tempat peningkatan kapasitas bagi para pemandu lokal yang ada di kampung-kampung.
Dengan semangat dan kegigihan yang dilakukan oleh Sopia selama ini, maka tak heran jika saat ini sudah ada tenaga-tenaga lokal yang profesional menjadi tour guide atau pemandu wisata lokal di Jayapura.

Sopia Serontou (41) melakukan selfie menunjukkan kegiatan Papua Diving Akademy yang berlangsung di Kampung Tablasupa, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua. Foto: Sopia Serontou
“Saat ini kami sudah punya sekitar 10 pemandu wisata lokal yang profesional dan mereka sudah punya pekerjaan tersendiri. Jika ada wisatawan yang datang dan butuh jasa mereka, maka kami akan siapkan,” jelas Sopia.
Alumnus SMK YPK Biak Jurusan Teknik Perkayuan ini menyampaikan, dengan adanya pemandu wisata lokal, maka dapat membantu memperkenalkan potensi wisata yang ada di Kampung Tablasupa.
Selain itu, menciptakan lapangan kerja dan menghidupkan perekonomian masyarakat lokal yang ada di Kampung Tablasupa dan kampung-kampung sekitar di Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura.
“Dengan adanya Papua Diving Akademy, kami bisa menyiapkan pemandu wisata lokal, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan yang dapat menghidupkan perekonomian di Kampung Tablasupa,” kata Sopia.
Perhatian Pemerintah dan Harapan
Sopia mengakui bahwa selama 3 tahun belakangan, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Jayapura cukup memberikan perhatian, terhadap kegiatan wisata yang dilakukan oleh Papua Diving Akademy.
Sementara itu, 2 tahun belakangan ini perhatian pemerintah daerah sedikit mrnurun terhadap kegiatan yang dilakukan oleh Papua Diving Akademy, guna mendampingi kampung-kampung wisata di Kabupaten Jayapura.
“Saya berharap, jangan personal politik dikaitkan dengan hal-hal baik, yang sudah kami dorong lama itu diabaikan,” ungkapnya.

Para anggota Papua Diving Akademy, saat berada di Kampung Tablasupa, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua. Foto: Sopia Serontou.
Menurut Yopia, setiap perempuan Papua terlahir dengan berbagai potensi dan talenta, namun belum dikembangkan secara baik dan dimanfaatkan untuk membangun daerahnya masing-masing.
Yopia menambahkan, perempuan Papua harus bangkit dan bergerak membangun diri, keluarga dan lingkungan masyarakat yang ada di daerahnya masing-masing.
“Kami bekerja itu ibarat membuat sebuah taman, dimana harus membersihkan rumput-rumput sekitar dan tanam bunga, nanti kupu-kupu akan datang dengan sendirinya,” jelasnya.
Sopia berpesan kepada semua perempuan Indonesia, khususnya Papua agar berjuang seperti Kartini yang memperjuangkan masa depan dan kedepan bisa berdampak bagi orang yang ada disekitarnya.
“Sudah waktunya kami mulai dan marilah membuat kisah yang dapat dibaca dan menginspirasi perempuan-perempuan lain di Indonesia,” tutupnya. (Redaksi).
Komentar